Jumat, 14 Februari 2014

Teori Om Nietzche Mengenai Etika

Teori Nietzsche Mengenai Etika

Nietzche yang bernama lengkap Friedrich Willem Nietzsche lahir di R
öcken, 15 Oktober 1844, adalah seorang filsuf yang terkenal dengan kata God Is Dead. Tulisannya berbentuk aforisme yang menandakan bahwa dia tidak ingin mengikuti sistem pada zamannya. Nietzsche juga dikenal sebagai seorang filsuf yang mengacak-acak moralitas, teruatama moralitas Kristen di Eropa pada saat itu. Konsepnya mengenai Ubermensch juga menjadi inti pemikiran dari Nietzsche. Kali ini saya akan membahas etika menurut Nietzsche.
Kehendak untuk berkuasa sebagai prinsip moralitas
Kehendak untuk berkuasa merupakan saripati dari seluruh petualangan pemikiran Nietzsche. Kehendak berkuasa ini didapat bukan dengan cara mengumpulkan premis-premis silogisme yang selanjutnya ditulis dalam kerangka yang sistematis. Kehendak untuk kuasa adalah hasil dari kontemplasi yang panjang Nietzsche. Nietzsche mengemukakan bahwa kehendak untuk berkuasa merupakan prinsip dari seluruh kehidupan manusia dan alam. Kehendak dalam kehendak untuk berkuasa ini bisa disebut sebagai kekuatan yang memerintahkan dirinya sendiri, bersifat memerintah dan menaati tanpa mengandaikan pasivitas apapun. Dalam kehendak untuk berkuasa, tidak ada pihak yang bersifat pasif. Hal ini menurut Nietzsche karena untuk menaati perintah kehendak untuk berkuasa tersebut dibutuhkan kekuatan untuk memerintah diri sendiri.
Menurut Nietzsche, moralitas setiap orang yang lemah maupun kuat merupakan ungkapan kehendak untuk mengatasi diri atau kehendak untuk berkuasa. Kehendak untuk berkuasa sebagai prinsip moralitas terlihat dari pembedaan macam-macam moral berdasarkan tujuan dari moral tersebut. Lebih jelasnya lagi, Nietzsche menyatakan untuk memahami moralitas, kita harus mengkaitannya dengan hidup yang tidak lain adalah kehendak untuk berkuasa.
Nietzsche menolak adanya fakta moral. Menurutnya, fakta moral itu tidak ada yang ada hanya interpretasi moral. Moralitas, menurut Nietzsche, adalah penafsiran untuk suatu penilaian. Pemikiran ini tidak terlepas dari kritiknya terhadap David Hume tentang adanya pengakuan fakta moral. Interpretasi dan penafsiran suatu penilaian dilakukan manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Hidup adalah satuan kekuatan-kekuatan yang berada di bawah satu penguasaan dan moralitas ada untuk mengatasi kekuatan itu. Oleh karena itu, Nietzsche mengembalikan keutamaan moral manusia selama ini kepada fungsi organik dan biologis yang memang manusia butuhkan untuk mempertahankan hidup.

Kehendak untuk berkuasa selain sebagai prinsip moralias juga sebagai nilai tertinggi yang menurut Nietzsche harus dicapai manusia untuk mengahadapi tekanan-tekanan kekuatan atau kehidupan. Ketika manusia sudah mencapai nilai ini dengan mewujudkan kehendak berkuasa, berpotensi untuk menjadi manusia super atau lebih terkenal dengan istilah Ubermensch. Ubermensch adalah manusia baru yang kembali ke semangat kekuasaan, yang telah terbebas dari belenggu sistem nilai dan moralitas lama dan mewujudkan kehendak untuk berkuasa. Ubermensch adalah manusia yang berani untuk berkata “IYA” pada hidup yang penuh dengan chaos ini.
Moralitas budak dan moralitas tuan
Nietzsche membagi moralitas menjadi dua, moralitas budak dan moralitas tuan. Moralitas budak adalah moralitas orang kecil, masal, lemah, moralitas yang tidak mampu untuk bangkit dan menentukan hidupnya sendiri dan selalu iri terhadap mereka yang kuat. Moralitas ini juga disebut dengan moralitas kawanan. Moralitas ini, menurut Nietzsche, cocok bagi mereka yang tidak punya semangat dan ambisi dalam hidupnya. Moralitas kawanan ini menghindari perang dan konflik untuk mencapai kedamaian. Hal ini dilakukan mereka untuk memberi nilai pada hidupnya. Ketakutan mereka terhadap konflik dan nafsulah yang dapat membangun moralitas mereka.
Moralitas budak ini selalu mengikuti kelompok dan tidak berani untuk bertindak sesuai keinginan dirinya sendiri. Moralitas ini dibatasi oleh sistem yang diciptakan untuk melindungi masyarakat dari kehancuran dan kekacauan. Individu-individu dalam moralitas kawanan ini bersedia menerima moralitas ini karena mereka tidak menggunakan kesadarannya untuk menerima kebenaran moralitas. Individu-individu ini dibius dengan nilai –nilai yang menjamin keberlangsungan moralitas dan salah satu nilai itu adalah ketaatan individu kepada otoritas.
Nietzsche lalu menunjukkan moralitas lain yang kepada individu-individu ini agar mereka tidak terbelenggu oleh moralitas kawanan. Moralitas ini adalah moralitas tuan. Moralitas tuan adalah yang dibangun berdasarkan semangat afirmatif setiap orang terhadap hidup. Semangat ini mencerminkan semangat dionisian yang selalu berkata “YA” pada hidup. Berbeda dengan moralitas kawanan yang menuntut individu untuk hidup berdasarkan moralitas yang satu dan seragam dengan moralitas indvidu lainnya, dalam moralitas tuan individu yang mencerminkan semangat dionisian harus hidup berdasarkan moralitasnya sendiri.
Bagi Nietzsche, moralitas tuan adalah moralitas yang melampaui kategori-kategori baik dan jahat. Seorang dionisian, harus mengukur suatu nilai dengan ketagori baik dan jelek bukan baik dan jahat. Baik adalah apa saja yang meningkatkan kehendak untuk berkuasa sedangkan jelek adalah semua yang keluar dari sikap yang lemah. Seorang donisian harus berperang untuk menunjukkan garis hidupnya yang selalu meningkat. Hal ini penting baginya karena dia akan merasa semakin kuat, otonom dan bebas.
Meskipun moralitas kawanan ini buruk, Nietzsche tidak ingin moralitas ini hilang atau musnah. Hal ini menurutnya, dibutuhkan agar para dionisian tetap mempunyai musuh dan dapat berdiri di atas pundak para moralitas kawanan ini. Selain itu, keberadaan moralitas ini sebagai musuh para dionisian juga dapat meningkatkan kehendak untuk berkuasa.
Keberatan Nietzsche terhadap agama Kristiani, demokrasi dan sosialisme
Seperti yang sudah dijelaskan pada permasalahan moralitas budak dan tuan, gereja membatasi manusia untuk melakukan kehendak untuk berkuasa. Orang-orang Kristen atau pihak gereja adalah pelaku dari moralitas kawanan yang cenderung meredam nafsu-nafsu spontan yang merupakan ungkapan arus hidup itu sendiri yaitu kehendak untuk berkuasa. Agama Kristiani menekan manusia untuk hidup secara damai dengan menjauhi konflik padahal hal ini hanya akan membatasi garis hidup individu. Hal ini sangat bertentangan dengan keinginan Nietzsche agar setiap individu menjadi seorang dionisian yang harus berperang untuk meingkatkan garis hidupnya serta kehendak untuk berkuasa.
Selain itu, Nietzsche juga tidak mengkui prinsip kesamaan yang dianut dalam paham demokrasi dan sosialisme. Hal ini sama dengan penolakannya terhadap universalisme moral Immanuel Kant. Keduanya direvisi dari moralitas Kristen dan bertentangan dengan moralitas yang diajarkan oleh Nietzsche yang sesuai dengan semangat dionisian. Jika moralitas menggunakan prinsip persamaan, maka yang ada adalah moralitas budak atau moralitas kawanan yang hanya membatasi manusia. Individu menurut Nietzsche, harus memiliki moralitas tuan yang berbeda dengan individu pada moralitas kawanan. Perbedaan moralitas ini ditambah semangat seorang dionisian akan membuat garis hidup individu meningkat dan kehendak untuk berkuasa sebagai nilai tertinggi dapat tercapai. Lalu setelah kehendak untuk berkuasa tercapai, manusia bisa menjadi seorang Ubermensch atau manusia super. Nietzsche mengusulkan supaya diadakan pembedaan tingkatan-tingkatan manusia berdasarkan moralitas yang dianutnya. Usulan ini tidak dimaksudkan untuk membedakan tipe-tipe manusia berdasarkan rasnya. Usulan ini dimaksudkan agar individu berani untuk berpikir dan mempunyai moralitas tersendiri.
Daftar Pustaka
1. Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, Yogyakarta: Kanisius, 1997.
2. St. Sunardi, Nietzsche, Yogyakarta: LkiS, 2011
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Nietzsche, diakses pada 01/11/2011 pukul 22.26 WIB
4. http://jasperssartre.blogspot.com/2010/04/biografi-nietzsche.html, diakses pada 01/11/2011 pukul 20.50 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Novaldi Themes | Bloggerized by Novaldi Rahmat - Premium Blogger | Affiliate Network Reviews